Kunjungi Pulau-Pulau di Kabupaten Bintan, BSIP Kepri Ikuti Penilaian Lomba HATINYA
Bintan – Pelaksanaan penilaian kegiatan perlombaan Halaman Asri, Teratur, Indah, dan Nyaman (HATINYA) tingkat Kabupaten Bintan yang telah digelar sejak minggu kedua Bulan Oktober 2024, kini mulai menyisir kecamatan yang berada di wilayah kepulauan. Kecamatan Mantang dan Bintan Pesisir menjadi lokasi terakhir penilaian lomba tersebut pada Selasa lalu (22/10).
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bintan dengan Sub Kegiatan Penyediaan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Kabupaten Bintan Tahun 2024 selaku penyelenggara, bekerjasama dengan Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejateraan Keluarga (PKK) Kabupaten Bintan menggandeng BSIP Kepulauan Riau dan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKPPKH) Provinsi Kepulauan Riau untuk menjadi Juri Pelaksana Kegiatan Lomba HATINYA.
Bertindak sebagai Juri Pelaksana, Ketua Tim Kerja Diseminasi Standar Instrumen Pertanian BSIP Kepri, Firsta Anugerah Sariri, S.P., M.Si., Zullaika, S.P. perwakilan DKPPKH Provinsi Kepulauan Riau, dan Isriyanti Parlina, S.Sos., M.M., Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) III Tim Penggerak PKK Kabupaten Bintan, sekaligus Ketua Tim Juri Pelaksana Lomba HATINYA. Didampingi Agus Widyasmiko, S.Sos., M.Si. selaku Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan DKPP Bintan sekaligus Penanggung Jawab Kegiatan beserta Tim, mengunjungi Kelompok Dasawisma Jahe Merah, Desa Mantang Lama, Kecamatan Mantang, dan Dasawisma Mandiri, Desa Air Gelubi, Kecamatan Bintan Pesisir untuk melakukan penilaian Lomba HATINYA.
Ketersediaan tanaman yang menjadi lumbung hidup, warung hidup, dan apotek hidup dalam suatu pekarangan rumah anggota menjadi titik ungkit penilaian selain kelengkapan administrasi. Pemanfaatan halaman untuk budidaya komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan gizi, kesehatan, hingga meningkatkan perekonomian keluarga khususnya di wilayah kepulauan menjadi nilai tambah dalam Lomba HATINYA bagi dasawisma di kedua kecamatan ini.
Di wilayah kepulauan, memanfaatkan limbah lokal kawasan pesisir sangat disarankan oleh juri. Pada penjurian ini, Firsta sembari melakukan penilaian, memberikan tambahan wacana bagi peserta untuk memanfaatkan limbah kelapa dan perikanan sebagai pupuk organik padat, maupun cair serta cara pengolahan dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan daya menahan air tanah yang cenderung berpasir. Selain limbah kelapa, tentunya di lingkungan Ibu-Ibu banyak terdapat limbah perikanan. Limbah perikanan dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman Ibu-Ibu, khususnya kita yang hidup di lingkungan pesisir bahkan mungkin Ibu-Ibu yang rumahnya di atas air. Tidak menutup kemungkinan bahwa perumahan di atas laut pun dapat memiliki HATINYA,” terang Firsta.
Menciptakan halaman yang asri, teratur, indah, dan nyaman (HATINYA), tidaklah harus memerlukan biaya yang tinggi. Dengan memanfaatkan kembali limbah-limbah lokal, maka akan mengurangi biaya belanja pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Berbagai komoditas yang telah dikembangkan di halaman diharapkan dapat terus bermanfaat bagi keluarga. Baik sebagai sumber pangan lokal maupun dalam hal penganekaragaman konsumsi pangan dengan membudayakan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) untuk mendukung kesejahteraan keluarga.